KEPAILITAN DALAM PUTUSAN HAKIM DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM FORMIL DAN MATERIL
DOI:
https://doi.org/10.29123/jy.v7i2.85Kata Kunci:
debtor, creditor, bankrupt, insolvencyAbstrak
ABSTRAKRuh dari undang-undang kepailitan adalah asas kelangsungan usaha, di mana putusan pailit merupakan ultimum remedium. Beberapa putusan pailit menjadi kontroversial karena keadaan keuangan debitor secara materil solven tetapi secara formil insolvensi. Isu kepailitan menarik untuk dibahas karena beban pembuktian dalam prmohonan pailit di pengadilan menurut undang-undang kepailitan menggunakan pembuktian sederhana. Tulisan ini akan mengulas masalah kepailitan yang diputus oleh Pengadilan Niaga Semarang dan Mahkamah Agung ditinjau dari aspek hukum materil dan hukum formil. Dengan meneliti konsistensi dan pertimbangan hukum putusan hakim pada kasus ini, maka diharapkan memperoleh gambaran penerapan undang-undang kepailitan secara das sollen-sein. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian hukum doktrinal dengan tujuan mengkaji koherensi pertimbangan hukum antara judex factie dan judex juris pada kasus yang sama. Alasan pemilihan kasus kepailitan ini dibatasi pada bank sebagai pemohon pailit atas pertimbangan bahwa sudah memiliki sistem dan mekanisme utang-piutang yang terpercaya. Atas asumsi tersebut maka secara hipotetis dapat dikatakan permohonan pailit oleh bank kepada debitornya merupakan keputusan paling akhir. Penelitian ini setidaknya menemukan empat hal menarik dalam penerapan undang-undang kepailitan. Pertama, permohonan kepailitan yang diajukan ke pengadilan niaga tidak melewati pengujian cash flow test dan balanced sheet test, sehingga pembuktiannya di pengadilan hanya mengandalkan pada pembuktian sederhana sesuai Pasal 8 ayat (4) Undang-Undang Kepailitan. Kedua, adanya iktikad buruk dari kreditor untuk menguasai aset debitor melalui permohonan pailit. Ketiga, tidak disertakannya Comanditaire Venotshcaap (CV) sebagai subjek hukum pailit. Keempat, putusan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang melewati batas waktu ketentuan formil undang-undang kepailitan.
Kata kunci: debitor, kreditor, kepailitan, insolvensi.
ABSTRACT
The spirit of Bankruptcy Law is business sustainability, which means that the decision of bankruptcy is ultimum remedium. Some bankruptcy decisions are controversial because the debtor’s financial condition is materially solvent but is formally insolvent. Hence, this issue is interesting to discuss because the court only relies on formal compliance through simple argumentation to determine whether the subject is solvent or not. This paper reviews a bankruptcy case of the Commercial Court of Semarang and the Supreme Court within the perspective of substantive and procedural law. By observing the consistency of judge’s considerations on this case, it is expected to generate a description of bankruptcy application in das sollen-sein. This research deploys doctrinal method in a thorough study to demonstrate the coherency between judex factie and judex jurist of the same case. The study is partially to the bank as bankruptcy applicant on consideration that the bank has a reliable system in debt mechanism. Hypothetically it can be argued that the bankruptcy application submitted by bank towards its debtor is ultimum remedium. There are four thought-provoking findings in the application of Indonesian Bankruptcy Law. First, bankruptcy application submitted to the Commercial Court without passing cash flow test and balanced sheet test. As the consequence, the court relies only on the straightforward argumentation as stated on Article 8, paragraph (4) of the Bankruptcy Law. Second, there seems to be a bad intention of the creditor to gain control over debtor assets through the bankruptcy application. Third, Comanditaire Venotschaap (CV) as a legal entity is ruled out as the subject of bankruptcy law. Fourth, bankruptcy decision by Commercial Court of Semarang has violated the procedural time limit as stipulated on the Bankruptcy Law.
Keywords: debtor, creditor, bankrupt, insolvency.
Referensi
Anisah, Siti. 2009. “Studi Komparasi terhadap Perlindungan Kepentingan Kreditor dan Debitor dalam Hukum Kepailitanâ€. Jurnal Hukum, Edisi Khusus, Vol. 16.
Arrasjid, Chainur. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Hukum. Cetakan Ketiga. Jakarta: Sinar Grafika.
Arminger, Josef. 2013. “Solvency-Tests-An Alternative to The Rules for Capital-Maintenance Within The Balance Sheet in The European Unionâ€. ACRN Journal of Finance and Risk Perspectives, Vol. 2. Issue 1. p.1-8.
Armour, John & Douglas Cumming. 2008. “Bankruptcy Law and Entrepreneurshipâ€. American Law and Economic Review. V. 10 N2.
Athreya, Kartik, et.al. 2014. “Bankruptcy and Delinquency in a Model of Unsecured Debtâ€. Working Paper Federal Reserve Banks of St. Louis USA.
Ayotte, Kenneth & David A. Skeel Jr. 2013. “Bankruptcy Law as a Liquidity Providerâ€. The University of Chicago Law Review, Volume 80. Fall 2013 Number 4.
Bal, Jay, et.al. 2013. “Entropy for Business Failure Prediction: An Improved Prediction Model for The Construction Industryâ€. Advance in Decision Sciencesâ€. Hindawi Publishing Corporation, Volume 2013. Article ID 459751.
Brantingham, Patricia L. 1985. “Sentencing Disparity: An Analysis of Judicial Consistencyâ€. Journal of Quantitative Criminology, Vol. 1. No. 3.
Bruckner, Matthew. 2013. “The Virtue in Bankruptcyâ€. Layola University Chicago Law Journal, Vol. 45.
Caprio Jr, Gerard & Daniela Klingebiel. 1997. “Bank Insolvency: Bad Luck, Bad Policy, or Bad Banking?†Annual Wold Bank Conference on Development Economics.
Altman, Edward. I. 1968. “Financial Ratios, Discriminant Analysis and Prediction of Corporate Bankruptcyâ€. The Journal of Finance, Vol. 23, No. 4.
Garner, A. Bryan. 2009. Black’s Law Dictionary 9th Edition. New York: Thomson West.
Jackson, Thomas H. 1986. The Logic and Limits of Bankruptcy Law. Cambridge: Harvard University Press.
Hoff, Jerry & Gregory J. Churcil. 2000. Indonesian Bankruptcy Law. Jakarta: Tata Nusa.
Komalasari, Dewi Yetty. 2011. Disertasi Doktor “Pemikiran Baru tentang Commanditaire Vennootschap (CV) (Studi Perbandingan KUHD dan WvK Serta Putusan Pengadilan Indonesia dan Belanda)â€. Jakarta: Badan Penerbit FHUI.
Krugman, Paul. 1979. “A Model of Balance-of-Payments Crisesâ€. Journal of Money, Credit, and Banking. Ohio State University.
Levratto, Nadine. 2013. “From Failure to Corporate Bankruptcy: a Reviewâ€. Journal of Innovation and Entrepreneurship. a Springer Open Journal.
Lovells, Hogan. 2011. Russian Law Aspects of Insolvency. New York: MOSLIBO.
Martin, A., et.al. 2014. “An Analysis on Qualitative Bankruptcy Prediction Rules Using Ant-Miner. I.J. Intelligent System and Applicationâ€. Online Journal, Modern Education and Computer Science Press.
Prasetya, Rudhi. 2011. Perseroan Terbatas Teori dan Praktik. Cetakan Pertama. Jakarta: Sinar Grafika.
Wood, QC & R. Philip. 2013. “The Bankruptcy Ladder of Priorities and The Inequalities of Lifeâ€. Hofstra Law Review, Vol. 40:93. New York.
Quinn, Michael. 2003. “Introduction to Insolvency: Overview and Recent Developmentsâ€. Dalam Anne-Marie Mooney Cotter. Ed. Insolvency Law. London: Cavendish Publishing.
Rahardjo, Satjipto. 2006. Ilmu Hukum. Cetakan Keenam. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Rahman, A. Aisyah, et.al. 2009. “Lending Structure and Bank Insolvency Risk: A Comparative Study Between Islamic and
Conventional Banksâ€. Journal of Business & Policy Research, Vol.4 No. 2.
Razak, Adilah Abd. 2009. Understanding Legal Research, Integration and Dissemination. Selangor: Universiti Putra Malaysia.
Heynes, Richard M. 2006. “Bankruptcy and State Collection: The Case of The Missing Garnishments.†Cornell Law Review, Vol. 91.
Roe, J. Mark & Frederick Tung. 2013. “Breaking Bankruptcy Priority: How Rent-Seeking Upends The Creditor’s Bargainâ€. Virginia Law Review, Vol. 99.
Schwartz, Alan. 2005. “A Normative Theory of Business Bankruptcyâ€. Faculty Scholarship Series. Paper 303. Yale Law School.
Sgard, Jerome. 2009. Bankruptcy Law, Majority Rule, and Privat Ordering in England and France (Seventeenth - Nineteenth Century). OXPO - Oxford Science PO Research Group.
Shubhan, M. Hadi. 2008. Hukum Kepailitan: Prinsip, Norma, dan Praktik di Peradilan. Jakarta: Kencana.
Skeel Jr., David A. 2014. “When Should Bankruptcy Be an Option (for People, Places, or Things)?†William & Mary Law
Review, Volume 55. Issue 6.
Soekanto, Soerjono. 1984. Pengantar Penelitian Hukum. Cetakan Ketiga. Jakarta: UI-Press.
Subekti. 1984. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Cetakan Kesembilan. Jakarta: Intermasa.
Sunarmi. 2004. Perbandingan Sistem Hukum Kepailitan Antara Indonesia (Civil Law System) Dengan Amerika Serikat (Common Law System). Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Sjahdeini, Sutan Remy. 2002. Hukum Kepailitan: Memahami Faillisementsverordening Juncto Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Turak, J. Alisha. 2014. “Why Wright Was Wrong: How The Third Circuit Misinterpreted The Bankruptcy Code . . . Againâ€. Columbia Law Review, Vol. 113:2129.
Wignjosoebroto, Soetandyo. 2011. “Ragam-Ragam Penelitian Hukum, dalam Metode Penelitian Hukum Konstelasi dan Refleksiâ€. Editor: Sulistyawati Irianto & Sidharta. Cetakan Kedua. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor.
Zulaika, Fuji Kadriah. 2003. “Pengertian Utang dalam Kasus Kepailitan: Suatu Analisa Yuridis Berkaitan dengan Utang dalam Putusan Pailit Manulife Indonesia.†Tesis Program Pascasarjana Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro, Semarang.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
FORMULIR COPYRIGHT TRANSFER
Naskah ini asli dan penulis mengalihkan Hak Cipta naskah di atas kepada Jurnal Yudisial, jika dan ketika naskah ini diterima untuk dipublikasikan.
Setiap orang yang terdaftar sebagai penulis pada naskah ini telah berkontribusi terhadap substansi dan intelektual dan harus bertanggung jawab kepada publik. Jika di masa mendatang terdapat pemberitahuan pelanggaran Hak Cipta merupakan tanggung jawab Penulis, bukan tanggung jawab Jurnal Yudisial.
Naskah ini berisi karya yang belum pernah diterbitkan sebelumnya dan tidak sedang dipertimbangkan untuk publikasi di jurnal lain.









