KEKUATAN PERJANJIAN HOMOLOGASI TERHADAP KEDUDUKAN BANK SEBAGAI KREDITUR SEPARATIS

Authors

  • Rio Christiawan Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.29123/jy.v15i1.490

Keywords:

homologation, suspension of debt payment obligations, separatist creditors

Abstract

ABSTRAK

Latar belakang penulisan ini adalah Putusan Nomor 251/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst yang mengesahkan perjanjian homologasi dalam perkara penundaan kewajiban pembayaran utang. Perkara ini dimohonkan oleh para kreditur terhadap PT Tebo Indah dan PT Pratama Agro Sawit. Majelis hakim mengesahkan perjanjian homologasi berdasarkan laporan dari hakim pengawas yang menyatakan bahwa telah tercapai suatu perdamaian antara PT Tebo Indah dan PT Pratama Agro Sawit dengan para krediturnya. Putusan perdamaian (homologasi) tersebut menimbulkan persoalan bagi Lembaga Pembiayaan Indonesia Eximbank sebagai kreditur separatis. Masalah utama yang dibahas dalam penelitian ini adalah bahwa putusan penundaan kewajiban pembayaran utang yang bersifat final and binding menimbulkan tafsiran yang beragam terkait substansi dokumen jaminan dalam pengesahan perjanjian homologasi. Substansi dokumen jaminan yang tidak ditentukan secara konkret pada pengesahan perjanjian homologasi menyebabkan keseimbangan kedudukan dan perlindungan bagi bank sebagai kreditur separatis tidak dapat diberikan. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif. Data diambil melalui studi kepustakaan. Data kemudian diveri kasi secara deduktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika perjanjian homologasi dipergunakan sebagai dasar pembuatan dokumen jaminan tambahan maka substansi dokumen jaminan tambahan tersebut menjadi tidak pasti karena tidak diatur secara detail dalam perjanjian homologasi. Klausul pemberian jaminan khusus dan kondisi pembayaran piutang adalah bagian pokok dari kesepakatan damai yang akan disahkan dalam proses homologasi di pengadilan niaga. Kedua bagian pokok tersebut harus ditentukan secara spesifik.

Kata kunci: homologasi; penundaan kewajiban pembayaran utang; kreditur separatis.


ABSTRACT

This paper is underlain by Decision Number 251/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst which rati ed the homologation agreement in the case of suspension of debt payment obligations. The creditors led this case against PT Tebo Indah and PT Pratama Agro Sawit. The panel of judges rati ed the homologation agreement based on a report from the supervisory judge which stated that a peace agreement was reached between PT Tebo Indah, PT Pratama Agro Sawit, and their creditors. This agreement caused a problem for the Indonesia Eximbank Financing Agency as a separatist creditor. The main issue of this study is that the suspension of debt payment obligations decision, which is nal and binding, leads to various interpretations regarding the substance of the guaranteed document in the rati cation of the homologation agreement. The substance of the guaranteed document that is not speci ed concretely in the rati cation of the homologation agreement makes a balance position and protection for the bank as the separatist creditor cannot be provided. This study uses a normative juridical method. The author took the data through a literature study and veri ed them deductively. The study indicates that if the homologation agreement is used as a base for composing additional guarantee documents, then its substance becomes uncertain because it is not speci ed in the homologation agreement. Clauses of granting special guarantees and conditions for payment of receivables are the main part of the peace agreement, which will be rati ed in the homologation process in the commercial court. The two main parts must be set speci cally.

Keywords: homologation; suspension of debt payment obligations; separatist creditors.


References

Buku

Conception, J. (2014). Bankrupcy law. New York: Wiley Intersciences Publishing.

Ginting, E. R. (2018). Hukum kepailitan teori kepailitan. Jakarta: Sinar Grafika.

Gonzales, J. (2007). Legal strategy on bankrupcy case. London: Macmillan Education Publishing. Klassen, D. (1999). Financing and bankrupcy Case. Utrecht: Lexican Books Publishing.

Kusumohamidjojo, B. (2001). Panduan untuk merancang kontrak. Jakarta: Grasindo.

Makarao, M. (2017). Debt restructuring. Ottawa: Little Brown Publishing.

Mustafa, H. (1999). Pokok-pokok kredit perbankan. Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional. Rodger, G. (1999). Various financing guarantees. Deventer: Kluwer.

Sjahdeini, S. R. (2016). Sejarah, asas, dan teori hukum kepailitan (Memahami Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang). Jakarta: Prenada Media.

Soedewi, S. (1986). Hukum perutangan. Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional.

Surbakti, R. (1993). Utang dan pembangunan. Bandung: Refika Aditama.

Jurnal

Amato, P. (2012). Guarantee letter in financing transactions in common law and civil law countries. Temple International and Comparative Law Journal, 27(1), 38-47.

Anggraeni, K. D., & Nasution, K. (2019). Kekuatan hukum lou sebagai jaminan dalam kredit sindikasi bank. Jurnal Hukum Bisnis Bonum Commune, 2(2), 180-191

Astiti, S. H. (2014). Sita jaminan dalam kepailitan. Jurnal Yuridika, 29(1), 63-72.

Connor, J. F. O. (2011). Legal aspect on security coverage ratio. American Journal of Comparative Law, 68(1), 93-102.

Dendhana, T. O. (2013). Penerapan prudential banking principle dalam upaya perlindungan hukum bagi nasabah. Jurnal Lex Et Sociatatis, 1(1), 12-15.

Ndulo, M. (2013). Legal aspect of financing guarantee. International and Comparative Law Quarterly Journal, 68(3), 198-206.

Ramelan, Y. (2019). Perlindungan terhadap simpanan pernah tercatat pada bank, bukan suatu keniscayaan. Jurnal Hukum dan Pembangunan, 49(4), 790-798.

Schletriem, P. (2012). Financing agreement in civil law and common law practice. Cornell International Law Journal, 53(2), 286-295.

Yap, A. (2015). Mortgage on civil law and common law practice. University of Malaya Law Review Journal, 51, 50-62.

Yong, K. (2018). Comparison between Hongkong and British in the financing agreement. Hongkong Babtist University Legal Journal, 35, 33-44.

Sumber Lainnya

Dwinanto, R. (2019). Dapatkah PKPU diajukan kedua kalinya setelah homologasi? Diakses dari https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5dc360a45801b/dapatkah-pkpu-diajukan-kedua-kalinya-setelah-homologasi/.

Downloads

Published

2022-12-05

How to Cite

Christiawan, R. (2022). KEKUATAN PERJANJIAN HOMOLOGASI TERHADAP KEDUDUKAN BANK SEBAGAI KREDITUR SEPARATIS. Jurnal Yudisial, 15(1), 99–119. https://doi.org/10.29123/jy.v15i1.490

Citation Check