PERLUASAN MAKNA KERUGIAN KEUANGAN NEGARA DALAM KORUPSI IZIN USAHA PERTAMBANGAN

Authors

  • Hariman Satria Fak Hukum Univ Muhammadiyah Kendari

DOI:

https://doi.org/10.29123/jy.v13i2.417

Keywords:

state nancial losses, power abuse, mining business license

Abstract

ABSTRAK

Dalam Putusan Nomor 2633 K/Pid.Sus/2018, majelis hakim memperluas makna kerugian keuangan negara dengan menambahkan kerusakan lingkungan dan biaya pemulihan melalui scientific or expert evidence. Permasalahan yang akan dijawab adalah bagaimanakah konteks kerugian keuangan negara yang maknanya diperluas menjadi kerusakan lingkungan dan biaya pemulihan dalam putusan a quo. Jenis penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang menggunakan analisis yuridis kualitatif. Untuk menemukan jawaban permasalahan, penulis menggunakan metode pendekatan kasus dan pendekatan konseptual. Temuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) agar kerusakan lingkungan dan biaya pemulihannya dapat dikategorikan sebagai kerugian keuangan negara, maka perbuatan mesti dimaknai sebagai tindakan yang melanggar Undang-Undang Anti Korupsi. Kemudian menempatkan lingkungan hidup, kekayaan negara, dan keuangan negara sebagai satu kesatuan; (2) perluasan makna kerugian keuangan negara tersebut mendasarkan pada pendapat ahli sebagai expert evidence; (3) perluasan makna tersebut sejalan dengan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2017 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara; dan (4) dalam memperluas makna kerugian keuangan negara, majelis hakim menggunakan interpretasi doktriner. 

Kata kunci: kerugian keuangan negara; penyalahgunaan wewenang; izin usaha pertambangan.

 

ABSTRACT 

In Decision Number 2633 K/Pid.Sus/2018, the panel of judges expanded the meaning of state nancial losses by adding environmental damage and recovery costs through scienti c or expert evidence. The question that will be answered is how to understand the context of state nancial losses whose meaning is extended to environmental damage and recovery costs in the a quo decision. This type of research is a normative legal research that uses qualitative juridical analysis. To nd answers to problems, the authors use a case approach method and a conceptual approach. The ndings of this study are: (1) in order for environmental damage and recovery costs to be categorized as losses to state nances, actions must be interpreted as actions that violate the Anti-Corruption Law. Then put the environment, state assets and state nances as one unit; (2) expanding the meaning of state nancial losses based on expert opinion as expert evidence; (3) the expansion of meaning is in line with the Audit Board of the Republic of Indonesia Regulation Number 1 of 2017 concerning State Financial Audit Standards; and (4) in expanding the meaning of state nancial loss, the panel of judges uses a doctrinal interpretation. 

Keywords: state nancial losses; power abuse; mining business license. 

 

References

Buku

Alatas, S. H. (1987). Corruption it’s nature, causes & functions. New York: USAID Foundation.

Arrigo, B. A. (2014). Encyclopedia of criminal justice ethics. (Volume 1 & 2). London: Sage Publication.

Black, H. C. (1968). Blacks Law Dictinary: Definition of the terms & phrases of American & English jurisprudence ancient & modern. New York: St. Paul, Minn. West Publishing.

Dennis, I. (2007). The law of evidence. London: Sweet & Maxwell.

Hadjon, P. M., & Djamiati, T. S. (2009). Argumentasi hukum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hadjon, P. M., Martosoewigno, S., Basah, S., Manan, B., & Marzuki, L. (2008). Pengantar hukum administrasi negara. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hamzah, A. (2007). Pemberantasan korupsi melalui hukum pidana nasional & internasional. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hamzah, M. C. (2012). Investigasi & penanganan kasus korupsi pada sektor tata guna lahan & hutan. Jakarta: ICW.

Harahap, M. Y. (2009). Pembahasan permasalahan & penerapan KUHAP: Penyidikan & penuntutan. Jakarta: Sinar Grafika.

Hiariej, E. O. S. (2016). Prinsip-prinsip hukum pidana. Yogyakarta: Cahya Atma Pustaka.

Kadish, S. H. (1983). Encyclopedia of crime & justice. Volume I. New York: The Free Press Collier Macmilan Publisher.

Klitgaard, R. (1988). Controling corruption. California: The Regent of The University California.

La Fave, W. R. (2003). Principle of criminal law (Second edition). New York: West A Thomson Reuters Bussines.

Lubis, M. & Scott, J. C. (1989). Bunga rampai korupsi. Jakarta: LP3ES.

Marzuki, P. M. (2014). Penelitian hukum. Edisi Revisi. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Mcleod, T. I. (1999). Legal theory. London: Macmillan.

Poerwadarminta, W. J. S. (2007). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga-Cetakan Keempat. Jakarta: Balai Pustaka.

Pope, J. (2000). Confronting corruption: The elements of national integrity system. London: Transparency International.

Remmelink, J. (2003). Hukum pidana: Komentar pasal-pasal terpenting dalam KUHP Belanda & padanannya dalam KUHP Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Satria, H. (2020). Hukum pidana korporasi: Doktrin, norma & praktis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

________. (2014). Anatomi hukum pidana khusus. Yogyakarta: UII Press.

Schaffmeister, D., Keijzer, N., & Sitorius, E. P. H. (1995). Hukum pidana. Yogyakarta: Liberty.

Soekanto, S. (1986). Pengantar penelitian hukum. Jakarta: UII Press.

Tjandra, W. R. (2014). Hukum keuangan negara. Jakarta: Grasindo.

United Nations on Drugs and Crime (UNODC). (2003). United nations convention against corruption. New York: UNODC.

van Bemmelen, J. M. (1987). Hukum pidana 1: Hukum pidana materiil bagian umum. Hasnan. (Ed.). Bandung: Bina Cipta.

Zakiah, W., & Yuntho, E. (2003). Eksaminasi publik: Partisipasi masyarakat mengawasi pengadilan. Jakarta: Indonesia Corruption Watch.

Jurnal

Anshar & Suwito. (2018, Agustus). Infra petita putusan pengadilan tindak pidana korupsi yang menerobos ketentuan pidana minimum. Jurnal Yudisial, 11 (2), 151-170.

Butar-Butar, F., Feliciano, I., & Mulahela, T. (2019, April). Mungkinkah kerugian lingkungan hidup akibat pertambangan dapat dikategorikan sebagai tindak pidana korupsi? Jurnal Perhapi, 28(2), 889-902.

Efendi, A. (2019, Desember). Interpretasi modern makna menyalahgunakan wewenang dalam tindak pidana korupsi. Jurnal Yudisial, 12(3), 327-344.

Hiariej, E. O. S. (2019, Maret). United Nations Convention Against Corruption dalam sistem hukum Indonesia. Mimbar Hukum UGM, 31(1), 112-125.

Irvine, C. (2020, Juni). Why do “lay†people know about justice? An empirical anquiry. International Journal of Law in Context, 16(2), 146-164.

Mahmud, A. (2018, Desember). Problematika asset recovery dalam pengembalian kerugian negara akibat tindak pidana korupsi. Jurnal Yudisial, 11(3), 347-366.

Melani. (2014, Agustus). Disparitas putusan terkait penafsiran Pasal 2 dan Pasal 3 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Jurnal Yudisial, 7(2), 103-116.

Mitchell, J. F. (2017, Mei). Capital punishment & the courts. Harvard Law Review, 45(28), 269-275.

Mujuzi, J. (2020, September). Hearsay evidence in Uganda: understanding it’s meaning, admisibility & probative value. The Internatioanl Journal of Evidence & Proof, 17(1), 271-282.

Satria, H. (2016, Juni). Pertanggungjawaban pidana korporasi dalam tindak pidana sumber daya alam. Mimbar Hukum UGM, 28(2), 288-300.

________. (2017, Agustus). Penerapan pidana tambahan dalam pertanggungjawaban pidana korporasi pada tindak pidana lingkungan hidup. Jurnal Yudisial, 10(2), 155-171.

________. (2018, Agustus). Environmental pollution: Assesing the criminal liability of corporations. Hasanuddin Law Review, 4(2), 194-203.

Tjandra, W. R. (2016, Maret). Independence of judicial power as foundation of human rights judicial function in Indonesia. International Journal Social Science and Humanity, 6(3), 239-242.

Downloads

Published

2021-01-11

How to Cite

PERLUASAN MAKNA KERUGIAN KEUANGAN NEGARA DALAM KORUPSI IZIN USAHA PERTAMBANGAN. (2021). Jurnal Yudisial, 13(2), 165-186. https://doi.org/10.29123/jy.v13i2.417