HAK PENGELOLAAN WAKAF DAN PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM NAZHIR
Kajian Putusan Nomor 460/K/AG/2019
DOI:
https://doi.org/10.29123/k4q7mx84Keywords:
nazhir, wakaf, penalaran profetik, keadilan transendentalAbstract
Tulisan ini menganalisis Putusan Nomor 460/K/AG/2019 dari perspektif nalar profetik dalam kaitannya dengan perbuatan melawan hukum oleh nazhir perseorangan yang menelantarkan tanah wakaf. Putusan Mahkamah Agung tersebut dilatarbelakangi oleh gugatan penggantian nazhir perseorangan yakni YK dan DD yang diajukan oleh SA (nazhir badan hukum) dan KRA (ahli waris wakif). Dengan dasar pertimbangan surat pernyataan wakif tanggal 23 Mei 2013 tentang penggantian nazhir perseorangan menjadi nazhir badan hukum. Penelitian ini menggunakan metode yuridis filosofis dengan pendekatan deskriptif analitis untuk menguraikan pertimbangan hukum Mahkamah Agung dan konsep keadilan transendental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertimbangan Mahkamah Agung telah memenuhi prinsip-prinsip penalaran profetik. Selain itu, majelis hakim mempertimbangkan keabsahan formal penggantian nazhir perseorangan menjadi nazhir berbadan hukum dan prinsip-prinsip keadilan wakaf yang mengharuskan penggunaan tanah wakaf untuk pendidikan, dakwah, dan kegiatan sosial keagamaan. Prinsip-prinsip ini terkait dengan aspek ‘nilai’ dan ‘norma’. Mahkamah Agung memutuskan bahwa seorang nazhir perorangan telah bertindak secara ilegal karena aset wakaf tersebut telah disalahgunakan selama kurang lebih 28 tahun. Selain itu, nazhir perorangan juga dianggap lalai dan gagal memanfaatkan harta benda wakaf untuk tujuan yang diinginkan oleh wakif. Akibatnya, wakaf mengalami kerugian yang signifikan karena hilangnya potensi manfaat dari harta benda wakaf tersebut. Selain itu, keputusan Pengadilan Tinggi Agama Samarinda mengenai penggantian nazhir perseorangan menjadi nazhir berbadan hukum dibatalkan oleh Mahkamah Agung karena tidak mengikuti prosedur yang benar. Keputusan tersebut didasarkan pada kontekstualisasi dari aspek sosio-religius, sosio-filosofis, dan sosio-kultural.
References
Buku
Absori. (2018). Epistimologi dan legalisasi hukum transendental dalam Hukum transendental: Pengembangan dan penegakan hukum di Indonesia. Yogyakarta: Genta Publishing.
Abubakar, I., & Bamualim, C. S. (2006). Filantropi Islam dan keadilan sosial: Studi tentang potensi, tradisi, dan pemanfaatan filantropi Islam di Indonesia. Jakarta: Center for the Study of Religion and Culture (CSRC) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Al-Syatibi, A. I. (2003). al-Muwafaqat fi ushul al-syari’ah. Vol. II. Beirut: Dar al Kutub al Ilmiyah.
Black, H. C. (1968). Black’s law dictionary: Definitions of the terms and phrases of American and English jurisprudence, ancient and modern. St. Paul, Minnesota: West Publishing.
Fuad, M. (2008). Membangunkan raksasa tidur: Problematika pengelolaan dan pendayagunaan wakaf di Indonesia: Studi kasus di Muhammadiyah & NU dan lima badan/yayasan pengelola wakaf. Jakarta: Piramedia.
Gabriel, M. (2020). The limits of epistemology. Englander, A., & Gabriel, M. (Eds.) Medford, MA: Polity.
Isman, I., & Wardiono, K. (2023). Ekstrapolasi aksiomatik dan kerangka konsepsional penalaran ilmu hokum profetik. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Jaghim, N. (n.d.). Taisir Al-Muwafaqat Asy Syatibi, Darr Ibn. Hazm, Libanon.
Kuntowijoyo. (2008). Paradigma Islam interpretasi untuk aksi. Jakarta: Mizan Publika.
Meliono, V. I. (2009). Filsafat ilmu pengetahuan: Refleksi kritis terhadap realitas dan objektivitas ilmu pengetahuan. Jakarta: Yayasan Kota Kita.
Sahri, M. (2014). Samudera ilmu sunnatullah empirik: dalam prespektif filsafat ilmu, etika terapan, dan agama. Malang: Universitas Airlangga.
Shidarta. (2020, June 5). Hukum profetik: Antara humanisasi, liberasi, dan transendensi. Jakarta: Universitas Binus.
Jurnal
Adrian, A., Kohlhase, M., & Rapp, M. G. (2021). A novel understanding of legal syllogism as a starting point for better legal symbolic AI systems. Jusletter-IT, 27-Mai-2021. DOI: https://doi.org/10.38023/1945d5d5b8fe-40b6-b05c-00e55cfb8bad.
Artha, Z. (2016). Pencarian kebenaran materiil dalam mengadili sengketa wakaf. Tarjih: Jurnal Tarjih dan Pengembangan Pemikiran, 13(2), 193-206.
Assegaf, Y. U., & Sawarjuwono, T. (2013). Ihtisab (Accountability) in waqf institutions: A review and synthesis of literature. Social and Environmental Accounting, 7(4), 204-218. DOI: https://doi.org/10.22164/isea.v7i4.110.
Binder, D., Piecha, T., & Schroeder-Heister, P. (2022). New foundations for logic (1947). Trends in Logic, 58, 113-151. DOI: https://doi.org/10.1007/978-3-030-94926-6_3.
Choiriyah, A. L. F., Rato, D., & Anggono, B. D. (2023). Urgensi pembaharuan pengelolaan wakaf di Indonesia. Rechtens, 12(2), 239-256. DOI: https://doi.org/10.56013/rechtens.v12i2.2417.
Church, A. (1933). A set of postulates for the foundation of logic. The Annals of Mathematics, 34(4), 839-864. DOI: https://doi.org/10.2307/1968702.
Cross, R., & Harris, J. W. (2023). Ratio decidendi and obiter dictum. Precedent in English Law. 39-96. DOI: https://doi.org/10.1093/oso/9780198761624.003.0003.
Dewey, J. (2001). Beyond the quest for certainty. The Humanist, 55(4).
Dimyati, K., Nashir, H., Elviandri, E., Absori, A., Wardiono, K., & Budiono, A. (2021). Indonesia as a legal welfare state: A prophetic-transcendental basis. Heliyon, 7(8), 1-8. DOI: https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2021.e07865.
Fathurrohman, T., Sobarna, A., & Rasyid, A. M. (2014). Analisis deskriptif tentang kinerja nadzir wakaf. Mimbar: Jurnal Sosial dan Pembangunan, 30(2), 233-242. DOI: https://doi.org/10.29313/mimbar.v30i2.801.
Fauzia, A. (2018). Waqf making and commercial cemeteries: Religious circulation and commodification of the economy of giving. Muslim World, 108(4), 676-701. DOI: https://doi.org/10.1111/muwo.12269.
Fuller, C. J., Mauss, M., & Halls, W. D. (1992). The gift: The form and reason for exchange in archaic societies. Man, 27(2), 431-433. DOI: https://doi.org/10.2307/2804090.
Furqon, A. (2017). Penukaran tanah wakaf masjid agung Semarang dalam perspektif fikih istibdal. Ijtihad : Jurnal Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan, 17(1), 39-60. DOI: https://doi.org/10.18326/ijtihad.v17i1.39-60.
Isman., & Muttaqin, A. Z. (2024). Innovative legal modeling for interdisciplinary studies on law and economic behavior. Indonesiaon Journal of Islamic Economic Law, 1(1), 60-71. DOI: https://doi.org/10.23917/ijoel.v1i1.3437.
Koszowski, M. (2017). Intricacies, fallacy and madness of legal deduction. Archiv Für Rechts- Und Sozialphilosophie, 103(4), 494-503. DOI: https://doi.org/10.25162/arsp-2017-0250.
Mustofa, I. (2016). Jendela logika dalam berfikir: Deduksi dan induksi sebagai dasar penalaran ilmiah. ElBanat, 6(2), 1-21.
Ridwan, M. (2012). Nazhir profesional kunci kesuksesan wakaf produktif. Muqtasid: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, 3(1), 91-109. DOI: https://doi.org/10.18326/muqtasid.v3i1.91-109.
Rochman, S., Wardiono, K., & Budiono, A. (2021). Mazhab filsafat hukum Islam: Urgensi pengajaran di perguruan tinggi di Indonesia. Jurnal Hukum Replik, 9(2), 138-156. DOI: https://doi.org/10.31000/jhr.v9i2.4908.
Saleh, I. (2019). Penalaran profetik perspektif Ibnu Taimiyyah (Kritik Ibnu Taimiyyah terhadap silogisme Yunani). Tsaqafah, 15(2), 233-246. DOI: https://doi.org/10.21111/tsaqafah.v15i2.3006.
Sarpong-Danquah, B., Adusei, M., & Al-Faryan, M. A. S. (2023). The role of judicial efficiency in the board sizefinancial performance nexus: Evidence from microfinance institutions. Social Sciences & Humanities Open, 8(1): 100584, 1-12. DOI: https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.ssaho.2023.100584.
Singer, A. (2018). Replace stasis with motion to fathom the persistence of waqf: The complex histories and legacies of a Muslim institution. Muslim World, 108(4), 702-716. DOI: https://doi.org/10.1111/muwo.12270.
Spohn, W. (2020). Defeasible normative reasoning. Synthese, 197(4), 1391-1428. DOI: https://doi.org/10.1007/s11229-019-02083-2.
Sudirman, S., Abdullah, I., Qudsy, S. Z., Fakhruddin, F., & Bachri, S. (2022). Dysfunction of Muslim’s public resource: A study of waqf land disorganization in Indonesia. De Jure: Jurnal Hukum dan Syar’iah, 14(1), 92-110. DOI: https://doi.org/10.18860/j-fsh.v14i1.16240.
Tamim, I. H. (2016). Filantropi dan pembangunan. Community Development, 1(1), 121-135.
Thontowi, J. (2012). Paradigma profetik dalam pengajaran dan penelitian ilmu hukum. Unisia, 34(76), 86-99. DOI: https://doi.org/10.20885/unisia.vol34.iss76.art7.
Tzafestas, S. G. (2018). Ethics and law in the internet of things world. Smart Cities, 1(1), 98-120. DOI: https://doi.org/10.3390/smartcities1010006.
Ulang, M., Hukum, P. P., Teori, D., Kodrat, H., Hart, H. L. A., & Fuller, L. F. (2021). Hukum dan moral. Jurnal Ilmu Hukum, 2(1).
Van Hoecke, M. (2016). Methodology of comparative legal research. Law and Method, 1-35. DOI: https://doi.org/10.5553/rem/.000010.
Wardiono, K., & Dimyati, K. (2014). Basis epistemologis paradigma rasional dalam ilmu hukum: Sebuah deskripsi tentang asumsi-asumsi dasar teori hukum Murni-Hans Kelsen. Jurnal Dinamika Hukum, 14(3), 369-383. DOI: https://doi.org/10.20884/1.jdh.2014.14.3.304.
Yumarni, A., Suhartini, E., & Mulyadi. (2019). Legal entity/Institutional nazhir and the concept of maslahah in Indonesian waqf. Journal of Islamic, Social, Economics and Development (JISED), 4(23), 9-22.
Sumber lainnya
d’Almeida, L. D. (2019). On the legal syllogism. Dimensions of Normativity. Chapter 15, 335-364. Oxford University Press New York. Diakses dari https://doi.org/10.1093/oso/9780190640408.003.0015.
_____________. (2023). The ‘Expiscation’ of legal principles. Philosophical Foundations of Precedent, 130142. Diakses dari https://doi.org/10.1093/oso/9780192857248.003.0011.
Dybowski, M. (2021). A good enough (Meta) theory of evidence in law: An inferentialist account. Law and Philosophy Library, 138, 87-118. Diakses dari https://doi.org/10.1007/978-3-030-83841-6_5.
Endicott, T., Kristjánsson, H. D., & Lewis, S. (2023). Philosophical foundations of precedent. Philosophical Foundations of Law. Diakses dari https://doi.org/10.1093/oso/9780192857248.001.0001.
Fauzi, R., Kurniasih, N., Athoillah, M. A., & Maulana, I. (2022). The role of share waqf on economic resilience in Indonesia. Proceedings of the Conference on Digital Humanities 2022 (CODH 2022) Atlantis Press, 1, 42-49. Diakses dari https://doi.org/10.2991/978-2-494069-69-5.
Fergusson, R. (2023). Lines of division, points of entry: Two theories. Young People, Welfare and Crime. Diakses dari https://doi.org/10.56687/9781447307037-011.
Jiang, C., & Yang, X. (2023). Legal syllogism prompting. Proceedings of the Nineteenth International Conference on Artificial Intelligence and Law, 417–421. Diakses dari https://doi.org/10.1145/3594536.3595170.
Juwaini, A. (2019, May 28). Meninjau ulang nazhir perseorangan. Republika. Diakses dari https://analisis.republika.co.id/berita/ps7qj0453/meninjau-ulang-nazhir-perseorangan.
Manzin, M. (2019). Principle of legality and the judicial reasoning. Legal syllogism in the perspective of the rule of law. Diritto and Questioni Pubbliche, 19(2), 153-172. Diakses dari https://www.dirittoequestionipubbliche.org/issue/DQ_XIX_2019-2_issue.pdf.
Mill, J. S. (2009). A system of logic, ratiocinative and inductive, being a connected view of the principles of evidence and the methods of scientific investigation. A system of logic, ratiocinative and inductive, being a connected view of the principles of evidence and the methods of scientific investigation. Diakses dari https://doi.org/10.1037/11967-000.
Mudofir. (2009). Argumen konservasi lingkungan sebagai tujuan tertinggi syari’ah. Disertasi.
Robson, J. M. (2013). Collected works of John Stuart Mill. Collected Works of John Stuart Mill. Diakses dari https://doi.org/10.4324/9781315888415.
Samuel, G. (2015). Legal reasoning and argumentation. International Encyclopedia of the Social & Behavioral Sciences, 776-783. Diakses dari https://doi.org/10.1016/B978-0-08-097086-8.86159-0.
Turmudi, H., Wardiono, K., Harun, H., & Dimyati, K. (2022). The Implementation of Chaos Theory of Law on The Village Government System in Indonesia. Proceedings of the International Conference on Community Empowerment and Engagement (ICCEE 2021), 661. Diakses dari https://doi.org/10.2991/assehr.k.220501.031.
Wardiono, K. (2013). Paradigma profetik: Pembaruan basis epistemologi ilmu hukum di Indonesia. Laporan Penelitian Disertasi Doktor. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Jurnal Yudisial

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
FORMULIR COPYRIGHT TRANSFER
Naskah ini asli dan penulis mengalihkan Hak Cipta naskah di atas kepada Jurnal Yudisial, jika dan ketika naskah ini diterima untuk dipublikasikan.
Setiap orang yang terdaftar sebagai penulis pada naskah ini telah berkontribusi terhadap substansi dan intelektual dan harus bertanggung jawab kepada publik. Jika di masa mendatang terdapat pemberitahuan pelanggaran Hak Cipta merupakan tanggung jawab Penulis, bukan tanggung jawab Jurnal Yudisial.
Naskah ini berisi karya yang belum pernah diterbitkan sebelumnya dan tidak sedang dipertimbangkan untuk publikasi di jurnal lain.









